Rabu, 30 Januari 2013

tugas individu


Manajemen Risiko Membantu Pencapaian Tujuan Perusahaan



Manajemen risiko perusahaan adalah sebuah proses yang dilakukan oleh jajaran direksi, manajer, serta personel-personel lainnya. Manajemen risiko perusahaan diterapkan pada lingkup strategi perusahaan dan seluruh proses pada perusahaan. Perencanaan dilakukan dengan mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen risiko perusahaan yang terintegrasi dengan seluruh organ perusahaan dapat membentuk budaya risiko yang baik. Pengelolaan risiko sesuai dengan selera dan toleransi perusahaan dapat lebih memberikan kepastian atau keyakinan pada pencapaian tujuan perusahaan.
Manajemen risiko perusahaan dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
  1. Dilakukan terhadap semua proses bisnis, bukan hanya bidang keuangan.
  2. Terintegrasi terhadap keseluruhan proses manajemen dan menjadi tanggung jawab setiap manajer.
  3. Ditujukan pada analisis secara kualitatif dan kuantitatif

individu tugas


Dua Macam Resiko Perusahaan Pembiayaan



PT Adira Finance adalah salah satu perusahaan Multi Finance yang mendapatkan gelar Top Brand di Indonesia. Bisnis utama perusahaan Multi Finance ini adalah menyediakan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor baik beroda empat maupun beroda dua. Annual Report tahun 2010 menjelaskan beberapa perkembangan bisnis pembiayaan PT Adira Finance yang diantarannya, PT Adira Finance berhasil menekan tingkat kredit macetnya hingga 1.2%. Jumlah pembiayaan baru untuk sepeda motor dan mobil masing masing meningkat 60.2% dan 129.7% menjadi sebesar Rp 17,2 Trilliun dan Rp 8.7 Trilliun. Saldo piutang konsumen yang dikelola menajemen meningkat sebesar 60.2% menjadi sebesar Rp 30.7 trilliun. Pangsa pasar sepeda motor baru menguat dari sebesar 13.2% menjadi sebesar 15.7% sedang kan pangsa pasar mobil menigkat dari sebesar 3.4% menjadi sebesar 5.2%. jumlah asset meningkat menjadi 75.5% menjadi sebesar Rp 7.6 Trilliun yang diikuti oleh dengan peningkatan jumlah ekuitas sebesar 43.1% menjadi sebesar Rp 3.8 Trillun. Laba bersih meningkat sebesar 21.1% dari sebesar Rp 1.2 Trilliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 1.5Trilliun pada tahun 2010. Laba bersih pada tahun 2010 ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi adira finance dari semenjak berdiri pada tahun 1990. Begitu besarnya pertumbuhan bisnis pembiayaan adira finance memiliki hubungan yang erat atas kemampuan PT Adira Finance dalam mengelola resiko bisnisnya.

Bisnis pembiayaan sepeda motor dan mobil merupakan salah satu bisnis yang memiliki tingkat resiko yang sangat besar. Resiko itu antara lain adalah Prepayment yaitu nasabah melunasi utang mereka lebih awal dari perjanjian semula dan default yaitu nasabah tidak mempu melunasi hutang atau kredit kendaraa sepeda motor dan mobil. Selainprepayment dan default, perusahaan pembiayaan mengalami resiko pengurangan nilai dari kendaraan yang disita dari para nasabah yang tidak mampu melunasi kreditnya. Hampir seluruh kendaraan yang disita dari para nasabah mengalami penurunan nilai jual, selain itu hampir kendaraan tersebut sudah mengalami kecacatan atau kerusakan. Ini menyebabkan perusahaan pembiayaan menghadapi resiko kesulitan untuk menjual kendaraan bekas tersebut ke pasar. Berdasarkan resiko tersebut, perusahaan pembiayaan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki tingkat resiko kerugian yang besar bagi bisnisnya. 

Resiko adalah sesuatu yang sering kali terjadi dalam suatu kegiatan bisnis dan sifatnya tidak terduga. Untuk dapat menghilangkan atau meminimalisir resiko yang menyebabkan kerugian ini, sebuah perusahaan membutuhkan suatu strategi atau alat yang mampu menangani resiko tersebut. Management resiko adalah suatu proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah menghindari resiko, memindahkan resiko, mengurangi efek negative resiko, dan menampung sebagian atau seluruh konsekuansi atas resiko tersebut. Dalam proses menanggulangi resiko prepayment, PT Adira Finance pada khususnya dan perusahaa pembiayaan kendaraan bermotor pada umumnya dapat menggunakan strategi menghindari resiko tersebut dengan membuat suatu kebijakan mengenai procedure dan tata cara pembayaran kredit kendaraan bermotor dimana salah satu procedure tersebut mewajibkan nasabah membayar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, tidak boleh kurang dari waktu tersebut atau lebih dari waktu tersebut. Namun apabila perusahaan pembiayaan tersebut belum membuat suatu kebijakan mengenai procedure dan tata cara pembayaran kredit, perusahaan pembiayaan tersebut dapat mengakumulasikan sisa bunga dengan tingkat inflasi yang diperkirakan oleh perusahaan sesuai dengan keadaan ekonomi saat ini ke satu waktu dimana nasabah ingin melunasi hutangnya pada waktu tersebut sebelum tengang waktu kredit seharusnya berakhir. Untuk resiko default, atau kegagalan pembayaran, PT Adira Finance dapat menggunakan strategi mengurangi dampak resiko tersebut serta menampung sebagian dari resiko tersebut. Salah satu cara mengurangi dampak resiko default, perusahaan sebaiknya melakukan penilaian dan observasi terlebih dahulu kepada nasabah yang akan mengajukan kredit motor atau mobil tersbut. Ada beberapa cara penilaian yang bisa digunakan dalam mengurangi dampak negative dari resiko default ini yang diantarannya melakukan penilaian secara ketat pada nasabah yang mengajukan kredit dari segi karakter nasabah, kondisi keuangan nasabah, kekayaan yang nasabah miliki, dan jaminan apa yang bisa diberikan oleh nasabah.

Untuk menghindari resiko kerugian dari kendaraan yang disita dari nasabah yang tidak mampu melunasi hutangnya. Perusahaan dapat mengalihkan resiko kepada perusahaan asuransi dimana, apabila produk yang disita mengalami kerusakan yang menyebabkan penurunan nilai, perusahaan dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan asuransi, yang mana apabila kendaraan tersebut mengalami kerusakaan, perusahaan tidak perlu mengeluarkan  biaya kembali pada saat perbaikan kendaraan bermotor tersebut. Selain itu  untuk dapat menjual kembali kendaraan tersebut, PT Adira Finance diharapkan melakukan kerja sama dengan perusahaan atau dealer penjual motor atau mobil bekas, yang mana dengan bekerja sama dengan dealer kendaraan bekas, perusahaan diharapkan dapat meminimalisir kerugian atau bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih dari penjuala kendaraan motor dan mobil bekas tersebut

tugas kelompok softskill pengendalian resiko


Pengendalian Resiko ( Risk Control )
1.      Menghindari resiko
-          Menolak memiliki, menerima, atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya tuk sementara
-          Mnyerahkan kembali resiko yg terlanjur diterima, atau sgera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung resiko
2.      Mengendalikan kerugian
-          Memindahkan kans tuk terjadinya kerugian
-          Mengurangi keparahan jika kerugiaan itu memang terjadi
3.      Pemisahan
-          Mengurangi jumlah kerugian utk satu peristiwa
-          Dg menambah bnyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian diperkecil
-          Menyebarkan harta yg menghadapi resiko yg sama, menggantikan penempatan salam satu lokasi
4.      Kombinasi
-          Salah satu caranya adalah dg perkembangan internal ( memperbanyak unit, merger dg perusahaan lain)
-          Menambah bnyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yg bersangkutan dg tujuan agar kerugian yg akan dialami lebih dapat diramalkan.
5.      Pemindahan Resiko
-          Resiko itu sendiri yg dipindahkan.
B.     Strategi pengendalian kerugiaan
-          Mencegah lahirnya hazard pd kesempatan pertama
-          Mengurangi jumlah atau besarnya hazard
-          Mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk
-          Mengubah kecepatan atau kekuatan hazard dari sumbernya
-          Memisahkan dri objek yg dapat dihancurkannya
-          Memisahkan hazard dari suatu objek yg harus dilindungi dari suatu sekat pemisah
-          Menstabilkan, mereparasi, merehabilitasi objek yg kena musibah
-          Menjadikan objek lebih tahan dari hazard yg akan merusaknya
-          Mengubah kualitas dasar yg relevan dari hazard
-          Mulai melakukan tidakan kontra utk melawan hazard
C.    Pembiayaan Resiko ( Risk Financing ):
Cara2x pembelanjaan resiko dengan maksud untuk meminimalkan kerugian
1.      Risk Financing Transfer (memindahkan resiko ddisertai dengan pembayaran)
-          Transfer resiko kpd perusahaan asuransi
-           –‘’ ke bukan pershaan asuranis
2.      Risk Retention (resiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan)
a.       Sumber dananya diusahakan sendiri oleh perusahaan
b.      Bersifat pasif dan tidak direncanakan
c.       Bersifat aktif dan direncanakan
 
D.    Alasan perusahaan melakukan retention:
1.      Keharusahan karena tidak ada alternatif lain
Keharusahan krna tidak mungkin utk memindahkan resiko tsb
Ex: tidak ada perusahaan asuransi yg mau menanggung resiko tsb, premi tinggi krna probabilitas kerugiaan yg tinggi
2.      Biaya
Lebih murah menanggung resiko sndiri krna premi tinggi
3.      Kerugian-harapan
jk pewrushaan percaya bhwa kerugian-harapan yg diitungnya lebih rendah dari perkiraan pihak asuransi, maka perusahaan dalam jangka panjang dapat menghemat pengeluaran sebesar selisih kedua perhitungan tsb. Kalo pun perhitungan sama tetep pilih retention
4.      Opportunity cost
Menyangkut timing pembayaran premium dibandingkan dg pengeluaran utk kerugian.
5.      Kualitas lingkungan
Sebagaian perusahaan percaya bahwa servis yg disediakan oleh penanggung (asuransi) bisa dilaksanakan lebih baik oleh perusahaan itu atau oleh suatu biro jasa.
6.      Pajak
Menyangkut pajak oleh pemerintah. Bisa mnyebabkan retention kurang menarik
 
E.     Cara penyediaan dana utk retention:
1.      Tidak ada penyediaan sebelumnya
Jika terjadi resiko maka kerugian ditutup dg dana kebetulan yg tersedia atau dibebankan kpda penghasilan tahun yg bersangkutan.
2.      Membentuk dana cadangan
Dana yg disihkan setiap tahun utk menutup resiko sejumlah kerugian yg diperkirakan
3.      Asuransi sendiri
Perusahaan membentuk self isurer dalam organisasi nya sendiri, dn scara berkala perusahaan menyetor ke self-insurer ini.
 
F.     Faktor2x yg mendorong retention:
1.      Biaya lebih rendah daripada yg dibebankan oleh pihak perusahaan asuransi
2.      Kerugian harapan lebih rendah dari perkiraan asuransi
3.      Unit yg menghadapi resiko banyak, shingga resiko akan menjadi lbih rendah krna perusahaan itu akan sanggup memperkirakan probabilitas kerugiaanya dg akurat
4.      Peluang yg kuat bagi investasi yg mengakibatkn opportunity cost yg besar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  1. PENGERTIAN KERUGIAN FISIK
Kerugian fisik merupakan keruguan yang terjadi atas harta yang dimiliki. Kerugian fisik dibagi atas dua macam. Yakni kerugian fisik secara langsung maupun tidak langsung.
  1. Kerugian langsung
  2. Kerugian tak langsung
 
  1. SEBAB – SEBAB KERUGIAN FISIK
Kerugian fisik dapat terjadi karena hal-hal berikut :
  • Kebakaran
  • Pencurian
  • Peledakan
  • Bencana alam
 
  1. KEPENTINGAN TERHADAP HARTA
Menurut definisi resmi, harta merupakan sejumlah hak yang bisa mengalir dari atau bagian asset yang berwujud, tetapi memiliki nilai-nilai ekonomi tertentu.
 
  1. METODE PENILAIAN KERUGIAN LANGSUNG PEMILIK HARTA
    1. Harga perolehan
    2. Harga perolehan dikurangi depresiasi
    3. Nilai pasaran
    4. Nilai pasar penetapan pajak
    5. The economic or use value
    6. Reproduction cost
    7. Replacement cost new
    8. Dikurangi depresiasi dan keusangan.
 
  1. RESIKO
Resiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Unsure ketidaktentuan bisa mendatangkan kerugian asuransi. Spesifikasi resiko adalah sebagai berikut:
1.       berbagai cara
2.       kejadian yang merugikan
3.       kemungkinan hasil.
 
 
Alat ukur resiko :
 
A. Deviasi standar
B. Probabilitas
 
Resiko muncul karena kondisi ketidakpastian. Tingkat ketidakpastian :
a.       tidak ada (pasti) = hasilnya bisa diprediksi : hukum alam dll.
b.       ketidakpastian objektif = hasil bisa diidentifikasi dan probabilita diketahui : dadu, kartu dll
c.       ketidakpastian subjektif = hasil bisa diidentifikasi, tapi probabilita tidak diketahui : kebakaran,
kecelakaan dll
d.       sangat tidak pasti  =   hasil tidak bisa diidentifikasi, probabilita tidak diketahui : eksplorasi luar
angkasa dll.
Fluktuasi harga meningkatkan ketidakpastian, resiko cenderung meningkat. Faktor pendorong fluktuasi :
      Globalisasi dunia : kejadian di suatu negara mempengaruhi negara lain.
      Liberalisasi dunia : membuka pasar domestik terhadap asing efeknya sama dengan globalisasi
      Info makin cepat (teknologi) : reaksi pasar makin cepat.
Tipe resiko : (1)resiko murni/spekulasi, (2)resiko dinamis/statis, (3)resiko subjektif/objektif.
      Resiko murni : kemungkinan rugi ada, kemungkinan untung tidak ada = kecelakaan, kebakaran, banjir dll. Resiko spekulatif : ada kemungkinan rugi/untung = usaha bisnis (resiko bisnis).
Po  =  Di / (bm – g)
Po : harga saham saat ini
Di : deviden th depan
bm : persen biaya modal sendiri
g : persen pertumbuhan laba setelah deviden
      Resiko statis : ada resiko padahal di posisi stabil/seimbang/tetap. Contoh = tersambar petir. Resiko dinamis : dari perubahan kondisi = teknologi berubah, dll
      Resiko objektif : didasarkan observasi parameter = deviasi standar, IRR. Resiko subjektif : persepsi kondisi mental/gaya yang menimbulkan resiko = konservatif/radikal, agresif/pasif dll.
 
 
Manajemen resiko bertujuan mengelola resiko sehingga memperoleh hasil yang paling optimal. Proses manajemen resiko :
      Identifikasi : resiko apa saja yang dihadapi
      Evaluasi/pengukuran : guna memahami karakter resiko. Teknik mengukur dengan : Probabilitas   = membuat prioritasi. Matrik = sumbu datar (probabilitas), sumbu tegak (signifikan/severity).
      Perubahan/penyimpangan harga :
a)Durasi = pengukuran waktu untuk resiko spekulasi
b)VAR = value at risk untuk resiko pasar/saingan
c)COSO = self assestment untuk resiko operasional
Pengelolaan resiko dengan cara :
         penghindaran = cara termudah/aman tetapi tidak optimal, bisa melenyapkan kemungkinan mendapat profit
         retensi/ditahan = memutuskan menanggung resiko sendiri
         diversifikasi = jika rugi di satu asset dikompensasi ke asset lain (don’t put eggs in one basket)
         transfer resiko = diasuransikan
         pengendalian resiko = alarm tanda bahaya
         pendanaan resiko = membayar/ menanggung kerugian.
Pandangan lama mengganggap ada hubungan positif antara resiko dan tingkat laba. Makin tinggi resiko, laba makin besar. Pandangan baru : hubungan resiko & laba non-linear. Manajemen Resiko Perusahaan = pengelolaan resiko oleh organisasi secara komprehensif untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dua elemen dasar manajemen resiko :
a.       Infrastruktur (prasarana lunak = nonfisik & keras = fisik)
b.       Proses manajemen resiko.
Prasarana lunak : (1)budaya sadar resiko (2)dukungan manajer. Prasarana keras : ruangan kantor, komputer, mesin dll. Proses manajemen resiko :
 
1)      Perencanaan = menetapkan visi misi dan tujuan resiko
2)      Pelaksanaan = manajer resiko cenderung bertentangan dengan manajer lini. Lini ingin berjalan cepat tanpa memikirkan resiko
3)      Pengendalian = evaluasi periodik pelaksanaan manajemen resiko, laporan sebagai output, dan ada umpan balik.
Manajemen resiko yang baik menjamin good corporate governance, disclosure, dan transparansi

Pengendalian Resiko ( Risk Control )
1.      Menghindari resiko
-          Menolak memiliki, menerima, atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya tuk sementara
-          Mnyerahkan kembali resiko yg terlanjur diterima, atau sgera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung resiko
2.      Mengendalikan kerugian
-          Memindahkan kans tuk terjadinya kerugian
-          Mengurangi keparahan jika kerugiaan itu memang terjadi
3.      Pemisahan
-          Mengurangi jumlah kerugian utk satu peristiwa
-          Dg menambah bnyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian diperkecil
-          Menyebarkan harta yg menghadapi resiko yg sama, menggantikan penempatan salam satu lokasi
4.      Kombinasi
-          Salah satu caranya adalah dg perkembangan internal ( memperbanyak unit, merger dg perusahaan lain)
-          Menambah bnyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yg bersangkutan dg tujuan agar kerugian yg akan dialami lebih dapat diramalkan.
5.      Pemindahan Resiko
-          Resiko itu sendiri yg dipindahkan.
B.     Strategi pengendalian kerugiaan
-          Mencegah lahirnya hazard pd kesempatan pertama
-          Mengurangi jumlah atau besarnya hazard
-          Mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk
-          Mengubah kecepatan atau kekuatan hazard dari sumbernya
-          Memisahkan dri objek yg dapat dihancurkannya
-          Memisahkan hazard dari suatu objek yg harus dilindungi dari suatu sekat pemisah
-          Menstabilkan, mereparasi, merehabilitasi objek yg kena musibah
-          Menjadikan objek lebih tahan dari hazard yg akan merusaknya
-          Mengubah kualitas dasar yg relevan dari hazard
-          Mulai melakukan tidakan kontra utk melawan hazard
C.    Pembiayaan Resiko ( Risk Financing ):
Cara2x pembelanjaan resiko dengan maksud untuk meminimalkan kerugian
1.      Risk Financing Transfer (memindahkan resiko ddisertai dengan pembayaran)
-          Transfer resiko kpd perusahaan asuransi
-           –‘’ ke bukan pershaan asuranis
2.      Risk Retention (resiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan)
a.       Sumber dananya diusahakan sendiri oleh perusahaan
b.      Bersifat pasif dan tidak direncanakan
c.       Bersifat aktif dan direncanakan
 
D.    Alasan perusahaan melakukan retention:
1.      Keharusahan karena tidak ada alternatif lain
Keharusahan krna tidak mungkin utk memindahkan resiko tsb
Ex: tidak ada perusahaan asuransi yg mau menanggung resiko tsb, premi tinggi krna probabilitas kerugiaan yg tinggi
2.      Biaya
Lebih murah menanggung resiko sndiri krna premi tinggi
3.      Kerugian-harapan
jk pewrushaan percaya bhwa kerugian-harapan yg diitungnya lebih rendah dari perkiraan pihak asuransi, maka perusahaan dalam jangka panjang dapat menghemat pengeluaran sebesar selisih kedua perhitungan tsb. Kalo pun perhitungan sama tetep pilih retention
4.      Opportunity cost
Menyangkut timing pembayaran premium dibandingkan dg pengeluaran utk kerugian.
5.      Kualitas lingkungan
Sebagaian perusahaan percaya bahwa servis yg disediakan oleh penanggung (asuransi) bisa dilaksanakan lebih baik oleh perusahaan itu atau oleh suatu biro jasa.
6.      Pajak
Menyangkut pajak oleh pemerintah. Bisa mnyebabkan retention kurang menarik
 
E.     Cara penyediaan dana utk retention:
1.      Tidak ada penyediaan sebelumnya
Jika terjadi resiko maka kerugian ditutup dg dana kebetulan yg tersedia atau dibebankan kpda penghasilan tahun yg bersangkutan.
2.      Membentuk dana cadangan
Dana yg disihkan setiap tahun utk menutup resiko sejumlah kerugian yg diperkirakan
3.      Asuransi sendiri
Perusahaan membentuk self isurer dalam organisasi nya sendiri, dn scara berkala perusahaan menyetor ke self-insurer ini.
 
F.     Faktor2x yg mendorong retention:
1.      Biaya lebih rendah daripada yg dibebankan oleh pihak perusahaan asuransi
2.      Kerugian harapan lebih rendah dari perkiraan asuransi
3.      Unit yg menghadapi resiko banyak, shingga resiko akan menjadi lbih rendah krna perusahaan itu akan sanggup memperkirakan probabilitas kerugiaanya dg akurat
4.      Peluang yg kuat bagi investasi yg mengakibatkn opportunity cost yg besar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  1. PENGERTIAN KERUGIAN FISIK
Kerugian fisik merupakan keruguan yang terjadi atas harta yang dimiliki. Kerugian fisik dibagi atas dua macam. Yakni kerugian fisik secara langsung maupun tidak langsung.
  1. Kerugian langsung
  2. Kerugian tak langsung
 
  1. SEBAB – SEBAB KERUGIAN FISIK
Kerugian fisik dapat terjadi karena hal-hal berikut :
  • Kebakaran
  • Pencurian
  • Peledakan
  • Bencana alam
 
  1. KEPENTINGAN TERHADAP HARTA
Menurut definisi resmi, harta merupakan sejumlah hak yang bisa mengalir dari atau bagian asset yang berwujud, tetapi memiliki nilai-nilai ekonomi tertentu.
 
  1. METODE PENILAIAN KERUGIAN LANGSUNG PEMILIK HARTA
    1. Harga perolehan
    2. Harga perolehan dikurangi depresiasi
    3. Nilai pasaran
    4. Nilai pasar penetapan pajak
    5. The economic or use value
    6. Reproduction cost
    7. Replacement cost new
    8. Dikurangi depresiasi dan keusangan.
 
  1. RESIKO
Resiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Unsure ketidaktentuan bisa mendatangkan kerugian asuransi. Spesifikasi resiko adalah sebagai berikut:
1.       berbagai cara
2.       kejadian yang merugikan
3.       kemungkinan hasil.
 
 
Alat ukur resiko :
 
A. Deviasi standar
B. Probabilitas
 
Resiko muncul karena kondisi ketidakpastian. Tingkat ketidakpastian :
a.       tidak ada (pasti) = hasilnya bisa diprediksi : hukum alam dll.
b.       ketidakpastian objektif = hasil bisa diidentifikasi dan probabilita diketahui : dadu, kartu dll
c.       ketidakpastian subjektif = hasil bisa diidentifikasi, tapi probabilita tidak diketahui : kebakaran,
kecelakaan dll
d.       sangat tidak pasti  =   hasil tidak bisa diidentifikasi, probabilita tidak diketahui : eksplorasi luar
angkasa dll.
Fluktuasi harga meningkatkan ketidakpastian, resiko cenderung meningkat. Faktor pendorong fluktuasi :
      Globalisasi dunia : kejadian di suatu negara mempengaruhi negara lain.
      Liberalisasi dunia : membuka pasar domestik terhadap asing efeknya sama dengan globalisasi
      Info makin cepat (teknologi) : reaksi pasar makin cepat.
Tipe resiko : (1)resiko murni/spekulasi, (2)resiko dinamis/statis, (3)resiko subjektif/objektif.
      Resiko murni : kemungkinan rugi ada, kemungkinan untung tidak ada = kecelakaan, kebakaran, banjir dll. Resiko spekulatif : ada kemungkinan rugi/untung = usaha bisnis (resiko bisnis).
Po  =  Di / (bm – g)
Po : harga saham saat ini
Di : deviden th depan
bm : persen biaya modal sendiri
g : persen pertumbuhan laba setelah deviden
      Resiko statis : ada resiko padahal di posisi stabil/seimbang/tetap. Contoh = tersambar petir. Resiko dinamis : dari perubahan kondisi = teknologi berubah, dll
      Resiko objektif : didasarkan observasi parameter = deviasi standar, IRR. Resiko subjektif : persepsi kondisi mental/gaya yang menimbulkan resiko = konservatif/radikal, agresif/pasif dll.
 
 
Manajemen resiko bertujuan mengelola resiko sehingga memperoleh hasil yang paling optimal. Proses manajemen resiko :
      Identifikasi : resiko apa saja yang dihadapi
      Evaluasi/pengukuran : guna memahami karakter resiko. Teknik mengukur dengan : Probabilitas   = membuat prioritasi. Matrik = sumbu datar (probabilitas), sumbu tegak (signifikan/severity).
      Perubahan/penyimpangan harga :
a)Durasi = pengukuran waktu untuk resiko spekulasi
b)VAR = value at risk untuk resiko pasar/saingan
c)COSO = self assestment untuk resiko operasional
Pengelolaan resiko dengan cara :
         penghindaran = cara termudah/aman tetapi tidak optimal, bisa melenyapkan kemungkinan mendapat profit
         retensi/ditahan = memutuskan menanggung resiko sendiri
         diversifikasi = jika rugi di satu asset dikompensasi ke asset lain (don’t put eggs in one basket)
         transfer resiko = diasuransikan
         pengendalian resiko = alarm tanda bahaya
         pendanaan resiko = membayar/ menanggung kerugian.
Pandangan lama mengganggap ada hubungan positif antara resiko dan tingkat laba. Makin tinggi resiko, laba makin besar. Pandangan baru : hubungan resiko & laba non-linear. Manajemen Resiko Perusahaan = pengelolaan resiko oleh organisasi secara komprehensif untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dua elemen dasar manajemen resiko :
a.       Infrastruktur (prasarana lunak = nonfisik & keras = fisik)
b.       Proses manajemen resiko.
Prasarana lunak : (1)budaya sadar resiko (2)dukungan manajer. Prasarana keras : ruangan kantor, komputer, mesin dll. Proses manajemen resiko :
 
1)      Perencanaan = menetapkan visi misi dan tujuan resiko
2)      Pelaksanaan = manajer resiko cenderung bertentangan dengan manajer lini. Lini ingin berjalan cepat tanpa memikirkan resiko
3)      Pengendalian = evaluasi periodik pelaksanaan manajemen resiko, laporan sebagai output, dan ada umpan balik.
Manajemen resiko yang baik menjamin good corporate governance, disclosure, dan transparansi