Pengendalian
Resiko ( Risk Control )
1.
Menghindari resiko
-
Menolak memiliki, menerima, atau melaksanakan kegiatan itu walaupun
hanya tuk sementara
-
Mnyerahkan kembali resiko yg terlanjur diterima, atau sgera
menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung resiko
2.
Mengendalikan kerugian
-
Memindahkan kans tuk terjadinya kerugian
-
Mengurangi keparahan jika kerugiaan itu memang terjadi
3.
Pemisahan
-
Mengurangi jumlah kerugian utk satu peristiwa
-
Dg menambah bnyaknya independent exposure unit maka probabilitas
kerugian diperkecil
-
Menyebarkan harta yg menghadapi resiko yg sama, menggantikan
penempatan salam satu lokasi
4.
Kombinasi
-
Salah satu caranya adalah dg perkembangan internal ( memperbanyak
unit, merger dg perusahaan lain)
-
Menambah bnyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yg
bersangkutan dg tujuan agar kerugian yg akan dialami lebih dapat
diramalkan.
5.
Pemindahan Resiko
-
Resiko itu sendiri yg dipindahkan.
B. Strategi
pengendalian kerugiaan
-
Mencegah lahirnya hazard pd kesempatan pertama
-
Mengurangi jumlah atau besarnya hazard
-
Mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk
-
Mengubah kecepatan atau kekuatan hazard dari sumbernya
-
Memisahkan dri objek yg dapat dihancurkannya
-
Memisahkan hazard dari suatu objek yg harus dilindungi dari suatu
sekat pemisah
-
Menstabilkan, mereparasi, merehabilitasi objek yg kena musibah
-
Menjadikan objek lebih tahan dari hazard yg akan merusaknya
-
Mengubah kualitas dasar yg relevan dari hazard
-
Mulai melakukan tidakan kontra utk melawan hazard
C. Pembiayaan
Resiko ( Risk Financing ):
Cara2x
pembelanjaan resiko dengan maksud untuk meminimalkan kerugian
1.
Risk Financing Transfer (memindahkan resiko ddisertai dengan
pembayaran)
-
Transfer resiko kpd perusahaan asuransi
-
–‘’ ke bukan pershaan asuranis
2.
Risk Retention (resiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang
bersangkutan)
a.
Sumber dananya diusahakan sendiri oleh perusahaan
b.
Bersifat pasif dan tidak direncanakan
c.
Bersifat aktif dan direncanakan
D. Alasan
perusahaan melakukan retention:
1. Keharusahan
karena tidak ada alternatif lain
Keharusahan
krna tidak mungkin utk memindahkan resiko tsb
Ex:
tidak ada perusahaan asuransi yg mau menanggung resiko tsb, premi
tinggi krna probabilitas kerugiaan yg tinggi
2. Biaya
Lebih
murah menanggung resiko sndiri krna premi tinggi
3. Kerugian-harapan
jk
pewrushaan percaya bhwa kerugian-harapan yg diitungnya lebih rendah
dari perkiraan pihak asuransi, maka perusahaan dalam jangka panjang
dapat menghemat pengeluaran sebesar selisih kedua perhitungan tsb.
Kalo pun perhitungan sama tetep pilih retention
4. Opportunity
cost
Menyangkut
timing pembayaran premium dibandingkan dg pengeluaran utk kerugian.
5. Kualitas
lingkungan
Sebagaian
perusahaan percaya bahwa servis yg disediakan oleh penanggung
(asuransi) bisa dilaksanakan lebih baik oleh perusahaan itu atau oleh
suatu biro jasa.
6. Pajak
Menyangkut
pajak oleh pemerintah. Bisa mnyebabkan retention kurang menarik
E. Cara
penyediaan dana utk retention:
1. Tidak
ada penyediaan sebelumnya
Jika
terjadi resiko maka kerugian ditutup dg dana kebetulan yg tersedia
atau dibebankan kpda penghasilan tahun yg bersangkutan.
2. Membentuk
dana cadangan
Dana
yg disihkan setiap tahun utk menutup resiko sejumlah kerugian yg
diperkirakan
3. Asuransi
sendiri
Perusahaan
membentuk self isurer dalam organisasi nya sendiri, dn scara berkala
perusahaan menyetor ke self-insurer ini.
F. Faktor2x
yg mendorong retention:
1.
Biaya lebih rendah daripada yg dibebankan oleh pihak perusahaan
asuransi
2.
Kerugian harapan lebih rendah dari perkiraan asuransi
3.
Unit yg menghadapi resiko banyak, shingga resiko akan menjadi lbih
rendah krna perusahaan itu akan sanggup memperkirakan probabilitas
kerugiaanya dg akurat
4.
Peluang yg kuat bagi investasi yg mengakibatkn opportunity cost yg
besar
- PENGERTIAN KERUGIAN FISIK
Kerugian
fisik merupakan keruguan yang terjadi atas harta yang dimiliki.
Kerugian fisik dibagi atas dua macam. Yakni kerugian fisik secara
langsung maupun tidak langsung.
- Kerugian langsung
- Kerugian tak langsung
- SEBAB – SEBAB KERUGIAN FISIK
Kerugian
fisik dapat terjadi karena hal-hal berikut :
- Kebakaran
- Pencurian
- Peledakan
- Bencana alam
- KEPENTINGAN TERHADAP HARTA
Menurut
definisi resmi, harta merupakan sejumlah hak yang bisa mengalir dari
atau bagian asset yang berwujud, tetapi memiliki nilai-nilai ekonomi
tertentu.
- METODE PENILAIAN KERUGIAN LANGSUNG PEMILIK HARTA
- Harga perolehan
- Harga perolehan dikurangi depresiasi
- Nilai pasaran
- Nilai pasar penetapan pajak
- The economic or use value
- Reproduction cost
- Replacement cost new
- Dikurangi depresiasi dan keusangan.
- RESIKO
Resiko
adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan
kerugian (loss). Unsure ketidaktentuan bisa mendatangkan kerugian
asuransi. Spesifikasi resiko adalah sebagai berikut:
1.
berbagai cara
2.
kejadian yang merugikan
3.
kemungkinan hasil.
Alat
ukur resiko :
A.
Deviasi standar
B.
Probabilitas
Resiko
muncul karena kondisi ketidakpastian. Tingkat ketidakpastian :
a.
tidak ada (pasti) = hasilnya bisa diprediksi : hukum alam dll.
b.
ketidakpastian objektif = hasil bisa diidentifikasi dan probabilita
diketahui : dadu, kartu dll
c.
ketidakpastian subjektif = hasil bisa diidentifikasi, tapi
probabilita tidak diketahui : kebakaran,
kecelakaan
dll
d.
sangat tidak pasti = hasil tidak bisa
diidentifikasi, probabilita tidak diketahui : eksplorasi luar
angkasa
dll.
Fluktuasi
harga meningkatkan ketidakpastian, resiko cenderung meningkat. Faktor
pendorong fluktuasi :
Globalisasi
dunia : kejadian di suatu negara mempengaruhi negara lain.
Liberalisasi
dunia : membuka pasar domestik terhadap asing efeknya sama dengan
globalisasi
Info
makin cepat (teknologi) : reaksi pasar makin cepat.
Tipe
resiko : (1)resiko murni/spekulasi, (2)resiko dinamis/statis,
(3)resiko subjektif/objektif.
Resiko
murni : kemungkinan rugi ada, kemungkinan untung tidak ada =
kecelakaan, kebakaran, banjir dll. Resiko spekulatif : ada
kemungkinan rugi/untung = usaha bisnis (resiko bisnis).
Po
= Di / (bm – g)
Po
: harga saham saat ini
Di
: deviden th depan
bm
: persen biaya modal sendiri
g
: persen pertumbuhan laba setelah deviden
Resiko
statis : ada resiko padahal di posisi stabil/seimbang/tetap. Contoh =
tersambar petir. Resiko dinamis : dari perubahan kondisi = teknologi
berubah, dll
Resiko
objektif : didasarkan observasi parameter = deviasi standar, IRR.
Resiko subjektif : persepsi kondisi mental/gaya yang menimbulkan
resiko = konservatif/radikal, agresif/pasif dll.
Manajemen
resiko bertujuan mengelola resiko sehingga memperoleh hasil yang
paling optimal. Proses manajemen resiko :
Identifikasi
: resiko apa saja yang dihadapi
Evaluasi/pengukuran
: guna memahami karakter resiko. Teknik mengukur dengan :
Probabilitas = membuat prioritasi. Matrik = sumbu datar
(probabilitas), sumbu tegak (signifikan/severity).
Perubahan/penyimpangan
harga :
a)Durasi
= pengukuran waktu untuk resiko spekulasi
b)VAR
= value at risk untuk resiko pasar/saingan
c)COSO
= self assestment untuk resiko operasional
Pengelolaan
resiko dengan cara :
penghindaran =
cara termudah/aman tetapi tidak optimal, bisa melenyapkan kemungkinan
mendapat profit
retensi/ditahan =
memutuskan menanggung resiko sendiri
diversifikasi =
jika rugi di satu asset dikompensasi ke asset lain (don’t
put eggs in one basket)
transfer
resiko =
diasuransikan
pengendalian
resiko =
alarm tanda bahaya
pendanaan
resiko =
membayar/ menanggung kerugian.
Pandangan
lama mengganggap ada hubungan positif antara resiko dan tingkat laba.
Makin tinggi resiko, laba makin besar. Pandangan baru : hubungan
resiko & laba non-linear. Manajemen Resiko Perusahaan =
pengelolaan resiko oleh organisasi secara komprehensif untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Dua elemen dasar manajemen resiko :
a. Infrastruktur (prasarana
lunak = nonfisik & keras = fisik)
b. Proses manajemen
resiko.
Prasarana
lunak : (1)budaya sadar resiko (2)dukungan manajer. Prasarana keras :
ruangan kantor, komputer, mesin dll. Proses manajemen resiko :
1)
Perencanaan = menetapkan visi misi dan tujuan resiko
2)
Pelaksanaan = manajer resiko cenderung bertentangan dengan manajer
lini. Lini ingin berjalan cepat tanpa memikirkan resiko
3)
Pengendalian = evaluasi periodik pelaksanaan manajemen resiko,
laporan sebagai output, dan ada umpan balik.
Manajemen
resiko yang baik menjamin good corporate governance, disclosure, dan
transparansi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar