TULISAN FENOMENA GUNUNG MERAPI

FENOMENA GUNUNG MERAPI
    Hampir semua bencana besar di Indonesia (khususnya) terdapat tanda-tanda bencana alam  sebelum terjadinya ataupun datangnya bencana itu sendiri,hal ini biasa kita sebut dengan fenomena alam.Terkadang kita sebagai manusia seringkali salah dalam menyikapi adanya fenomena alam itu sendiri  yaitu sebagian orang menyikapinya dengan terlalu berlebihan yang pada akhirnya berujung musyrik.Padahal jika kita cermati lagi lebih dalam,adanya fenomena alam itu sendiri merupakan bentuk dari wujud Allah SWT dalam memperingatkan kita agar kita lebih siaga dan mawas diri untuk menghadapi bencana yang akan datang.Fenomena alam yang terjadi di Indonesia sangatlah beragam,salah satunya fenomena gunung merapi yaitu tanda-tanda dari alam sebelum terjadinya gunung meletus.
Di bawah ini ada beberapa fenomena gunung merapi yang telah terjadi:
    Dibalik keganasan letusan merapi yang terjadi, tertangkapnya lafal Allah di letusan yang terjadi tgl 4-november-2010, Sebenarnya lafal Allah yang terbentuk pada letusan merapi tgl 4-november-2010 adalah sebuah perulangan yang pernah terjadi pada tahun 2006 lalu. Banyak hal yang terjadi pada tahun 2006 lalu, sebuah foto yang tertangkap pada tgl 4-november-2006 lalu (tgl yang sama dengan letusan merapi 2010 ini), maka sesungguhnya telah nampak pula sebuah hiasan di langit yang sungguh cantik dan menyerupai sebuah tulisan arab.

    

   Fenomena gunung berapi dalam laut yaitu terjadi retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan begitu juga air laut tidak bisa memadamkan api.
   Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai "gunung-gunung tengah samudera".

   Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan.sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi. Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panaspun tidak mempu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan. .

Fenomena alam penampakan mbah petruk di waktu subuh,  sebelum letusan pertama gunung merapi, terekam oleh kamera berupa awan yang muncul di puncak merapihttp://images.detik.com/content/2010/11/01/10/mbah-petruk-dal.JPG
Foto tersebut milik Suswanto (40), warga Dusun Anom, Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Magelang, Jawa Tengah. Dia mengaku mengambil foto tersebut Senin (25/10/2010) pukul 05.00 WIB dari rumahnya. “Usai salat subuh, saya begitu melihat puncak Merapi kok ada awan bentuknya aneh. Langsung saya abadikan dengan kamera digital,” ujar Suswanto. “Beberapa sesepuh dan orang-orang tua desa menyatakan jika sudah terlihat kepala Mbah Petruk atau Nyai petruk  yang sudah menagih janjinya maka akan terjadi letusan di puncak Gunung Merapi yang sangat besar,” tegas Suswanto.
Sugihartono, tetangga Suswanto, mengatakan warga setempat sangat mempercayai mitos Mbah Petruk atau Nyai Petruk. Mitos itu dipercaya secara turun-temurun.  Mitos itu terkait cerita tentang kekecewaan Raja Majapahit, Brawijaya terhadap Kerajaan Demak dalam kisah Sabdo Palono Genggong. Brawijaya saat itu ingin menyepi di Gunung Lawu namun diusir. Brawijaya akhirnya bersemedi di puncak Merapi.
Saat menyepi di Merapi, Brawijaya bertemu dengan seorang wanita tua yang konon disebut Nyai Petruk atau Mbah Petruk. “Mbah Petruk kemudian mengeluarkan sabda jika Ada pemimpin di sekitar Merapi yang tidak benar dirinya akan menagih janji,” ujar Sugihartono. Sugihartono menjelaskan dalam foto itu kepala Mbah Petruk menghadap ke Selatan. Ini artinya letusan Merapi yang terbesar akan menimpa di Yogjakarta dan sekitarnya. “Kucir belakang dan hidung tajamnya menghadap ke selatan, Yogjakarta. Maka diperkirakan yang akan mendapat akibat besar adalah kota Yogjakarta dan sekitarnya,” tegas Sugihartono.
Mbah Diur (54), sesepuh Dusun Gantan, Desa Ketunggeng, Kecamatan Dukun, Magelang menjelaskan Merapi secara filosifi dan metafisis dikuasai beberapa arwah dari orang yang mumpuni. Salah satunya Nyai Petruk atau Mbah Petruk yang menguasai bagian puncak bersama mahkluk gaib lainnya, Den Mas Anwar, anak dari Pangeran Samber Nyawa penguasa Gunung Lawu. “Petruk menguasai kawah dan Den Mas Anwar menguasai bagian puncak sampai ke dalamnya,” tegas Mbah Diur.
Ada lagi tokoh ghaib lainnya yang diyakini berdiam di Gunung Merapi. Tokoh ghaib itu adalah pangeran Sambang Dalan, penguasa sisi kanan kiri lereng Merapi.
Dari semua fenomena yang terjadi,dapat kita yakini dengan fikiran yang positif serta selalu yakin bahwa segala sesuatunya dapat terjadi karena kehendak yang khalik.